Selasa, 22 Desember 2009

PENGARUH KEBUT - KEBUTAN DENGAN FREKUENSI BOLOS SEKOLAH SISWA






Menurut Martono LH dan Joewana S, Remaja adalah perpindahan masa kekanak-kanakan ke pertimbangan dewasa. Dan secara umum remaja mempunyai rasa ingin tahu yang lebih tinggi, namun tidak sedikit remaja untuk mencari rasa ingin tahu itu dengan melakukan berbagai percobaan yang selalu disertai dengan bahaya dan tanggung jawab. Hasil percobaan itu dapat berdampak positif maupun hokum, hal ini tergantung pada keberhasilan percobaan.

Namun demikian mayoritas remaja dalam melakukan percobaan tanpa ada rasa pengendalian diri, sehingga apa yang dilakukannya sering mengganggu orang lain, hal ini dimungkinkan karena terbatasnya pengetahuan tentang norma dan aturan yang berlaku.

Menurut Martono LH dan Joewana S, yang dimaksud pengendalian diri adalah kemampuan remaja untuk menyesuaikan diri dengan norma atau aturan yang berlaku pada keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Oleh sebab itu orang tua, dan orang dewasa lain harus dapat menjadi panutan bagi anak muda. Dengan panutan yang jelas, remaja mempunyai nilai-nilai yang jelas sehingga tidak mudah terpengaruh hal-hal negatif dan berbahaya, dan dapat mengatasi berbagai kesulitan yang dihadapinya.

Selanjutnya, remaj cenderung tidak memperhatikan dan menuruti nasehat-nasehat orang tuanya, mereka mengagumi tokoh-tokoh di luar keluarganya atau mengidolakan orang lain, namun banyak yang salah mencontoh perilakuorang yang diidolakan, bukan mengambil contoh sikap positif justru yang negatif. Contoh untuk menyalurkan bakat berkendaraan bermotor yang seharusnya dilakukan di arena balap justru dilakukan di jalan raya yang tentu merugikan orang lain, bahkan dilakukan pada saat jam sekolah, ironisnya masih memakai atribut sekolah.

Contoh lain, dengan canggihnya ilmu teknologi orang begitu mudah medapatkan suatu informasi dan berbagai budaya baru yang tidak selamanya sesuai dengan budaya orang timur (Indonesia). Jika tidak pandai memilah-milah maka akan terjerumus kedalam kenistaan. Akhirnya, banyak remaja yang berkesimpulan bahwa ngebut dan membolos sekolah adalah perbuatan yang biasa dan patut dibanggakan serta merasa gagah, karena ingin mendapat sebutan pemberani.

Terkadang remaja melakukan hal itu untuk mencari identitas diri, yang sebenarnya mereka sendiri tidak mengerti apa arti pengembangan identitas diri yang positif yakni, perkembangan yang rasional dan dewasa. Oleh karena itu, remaja perlu memiliki pedoman tata nilai yang jelas.

Menurut Martono LH dan Joewana S tidak tercapainya identitas diri yang positif, menimbulkan ketegangan (stress) dan kecemasan pada remaja. Kekerasan merupakan sikap agresif sebagai pelampiasan rasa frustasi. Merupakan pengambilan identitas negatif dan terjerumus pada kenakalan remaja. Bagi mereka, lebih baik memperoleh suatu identitas, walaupun negatif dari pada terombang-ambing dalam ketidaktentuan.

Di sinilah di perlukannya pengawasan baik dari orang tua, sekolah maupun masyarakat.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, sudah selayaknya diberikan sanksi hokum yang mempunyai efek jera.

KESIMPULAN

Remaja cenderung memiliki rasa ingin tau yang diaplikasikan melalui berbagi percobaan yang mengandung bahaya dan tanggung jawab dan hasilnya dapat positif maupun negatif. Oleh karena itu diperlukan pengendalian diri.

Peran orang tua,guru dan masyarakat sangat diperlukan dalam pembinaan dan suri tauladan. Agar remaja tidak begitu mudah terpengaruh terhadap budaya barat dan menghargai budaya sendiri. Dalam mencari jati diri remaja perlu diberikan bimbingan dan pengawasan, jika ada yang melanggar ketentuan hokum dan norma yang berlaku harus diberikan tindakan tegas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar